Kajian DW Smanda: Menjadi Wanita Syurga

Darma Wanita UP SMAN 2 Mataram terus bergerak dan menggerakkan anggotanya dalam berbagai aktivitas yang menguatkan nilai-nilai kehidupan. Setelah beberapa waktu lalu melakukan kegiatan yang menyentuh kepekaan sosial melalui kunjungan ke panti sosial, kali ini dengan DW Smanda menebalkan aspek religiusitas dengan menggelar pengajian bertajuk ‘Wanita Surga’. Pengajian yang digagas Ketua Darma Wanita Smanda, Ny. Syarifah Wahidah Alaydrus  dilaksanakan hari Jumat, 1 September 2023, sore hari di Masjid As-Syakirin SMAN 2 Mataram.

Pengajian diikuti sekitar 24 anggota Darma Wanita. Hadir sebagai narasumber adalah Ustadzh Rahmah. Cara penyampaian narasumber yang tidak kaku mampu menciptakan suasana yang hidup namun hikmat.

Pengajian diawali dengan pembacaan shalawat dan lantunan ayat suci oleh Ibu Desy Wahyuni yang langsung dilanjutkan dengan materi kajian oleh Ustadzah Rahmah.

Kisah istri Nabi Luth dan istri Nabi Nuh yang mengingkari dan mengkhianati perjuangan  suami dalam mendakwahkan ketaatan pada Allah SWT menjadi pembuka kajian. Pengingkaran kedua istri tersebut berbanding terbalik dengan Asiyah, istri dari Fir’aun.  Asiyah adalah istri yang sangat beriman pada Allah. Setiap mendapat ujian berupa kelakuan keras dari suami yang melarangnya taat pada Allah SWT, Asiyah hanya berdoa “Ya Allah, tunjukkan hamba rumah di syurga.” Asiyah, meskipun sering mendapat deraan dari suaminya, tidak pernah berpaling dari Allah SWT.

Ada dua kategori wanita syurga, yaitu bidadari yg memang sudah ada di syurga dan wanita di dunia yang beriman. Adapun empat wanita yang bisa diteladani dan diberi predikat wanita syurga adalah: (1) Siti Khadijah, istri Rasulullah, (2) Siti Fatimah, puteri Rasulullah, (3) Asiyah, istri Fir’aun, dan (4) Siti Maryam, ibunda Nabi Isa alaihissalam. Kebaikan dan suri tauladan keempat wanita tersebut bisa membawa muslimah dan para istri untuk menempati salah satu rumah di syurga.

Ustadzah Rahmah selanjutnya menyampaikan beberapa tips untuk menempuh jalan menjadi wanita syurga, antara lain dengan berusaha untuk selalu menyenangkan hati suami misalnya berdandan di hadapan suami, mengurangi celotehan-celotehan yang sebenarnya tidak perlu, serta selalu bersikap menyenangkan hati suami.

Pendalaman materi dilakukan dalam sesi tanya jawab. Sesi ini dimanfaatkan Dra. Hj. Nuraini dan Ibu Rike Budiati, S.Pd. Kedua penanya mencoba mendalami masalah pahala dan dosa dalam rumah tangga, juga cara menghindari diri dari terjebaknya dalam putaran gibah dalam lingkungan kerja. Menaggapi pertanyaan ini, Ustadzah Rahmah menyampaikan bahwa hal yang terpenting adalah bahwa wanita sudah berniat melakukan kebaikan dan menjalankannya dengan baik, kalaupun masih ada kekurangan setiap wanita harus berusaha memperbaikinya. Berkaitan dengan gibah, narasumber menyampaikan bahwa ketika wanita masuk dalam percakapan yang kira-kira akan mengarah pada gibah, sebaiknya segera menghindar atau segera mengalihkan pembicaraan ke topik lain yang lebih bermanfaat. Hal yang juga sangat penting sebagai pengingat adalah bahwa kalau wanita bergibah maka sesungguhnya sama dengan ia sedang memakan bangkai saudara muslimnya dan dosa-dosa orang yang digibahi akan berpindah ke orang yang menggibahi. Dengan mengingat akibat ini, mestinya setiap wanita  dan istri akan menghindari gibah.

Pengajian ditutup dengan doa yang dipimpin langsung oleh Ustadzah Rahmah.

Selepas pengajian, salah seorang anggota DW yang hadir, Ibu Yulita Ratna Widiyanti, S.Pd. menyampaikan bahwa pengajian ini memberikan manfaat sekaligus sebagai penyegaran pemahaman tentang penerapan nilai-nilai keagaamaan dalam praktik kehidupan, khususnya sebagai wanita dan istri. “Saya jadi harus kembali mengintrospeksi diri, baik sebagai wanita maupun sebagai istri. Kadang-kadang kita merasa sudah melakukan kebaikan-kebaikan, namun setelah dingatkan melaui kajian-kajian seperti ini ternyata yang sudah kita lakukan itu masih ada kekurangannya,” tutur guru Bahasa Inggris ini, seraya mengharapkan agar pengajian seperti ini dijadikan sebagai program rutin, paling tidak sekali dalam sebulan.

One thought on “Kajian DW Smanda: Menjadi Wanita Syurga”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *