Hari Sumpah Pemuda: DW Smanda Adakan Lomba Masak Antarkelas

Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-95, 28 Oktober 2023, Darma Wanita UP SMAN 2 Mataram mengadakan kegiatan terbilang unik, yakni Lomba Memasak Antarkelas. Dikatakan unik karena pemuda-pemudi (baca: siwa-siswa) sebagai milenal pada saat ini mungkin jarang yang menggeluti ‘dunia masak-memasak’. Gagasan DW Smanda melaksnakan kegiatan ini bukan tanpa alasan. Ketua DW Smanda, Ny. Syarifah Wahidah Alaydrus menjelaskan bahwa lomba ini dihajatkan sebagai pelaksanaan program pemerintah provinsi NTB mengatasi stunting. “Darma Wanita diminta oleh pemerintah NTB melalui Dinas Dikbud untuk perperan aktif membantu pemerintah mengatasi stunting. Kegiatan Lomba Memasak hanya salah satu di antara beberapa program Darma Wanita Smanda menunjang program tersebut. Kebetulan ini perbarengan dengan perayaan Hari Sumpah Pemuda dan Kompetisi Literasi (KompLit) Smanda 2023, sehingga kita kaitkan lomba ini dengan perayaan tersebut”, imbuh beliau.

Ny. Syarifah Wahidah Alaydrus mengapresiasi antusisme siswa mengikuti lomba ini. Beliau mengatakan tidak menduga bahwa siswa sangat bersemangat dan bergembira dalam lomba memasak. Hal ini nampak dari kerja sama siswa: mereka bahu membahu menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, menunjukkan karakter kerja sama dan bertanggung jawab. “Luar biasa semangat mereka. Saya sangat menikmati suasana lomba ini. Mereka antusis. Bahkan ada yang mearik, yakni anggota tim semuanya siswa laki-laki”, ungkapnya. Selanjutnya, beliau menambahkan bahwa masakan itu kemudian dinikmati siswa bersama teman-teman sekelas siswa. Walaupun sebenarnya panitia lomba membatasi biaya untuk lomba, namun ada kelas yang memasak dalam jumlah banyak agar dinikmati bersama. Hal ini juga baik karena masih ada siswa kita yang belum proporsional antara usia dan berat badan mereka.

Koordinator loma memasak yang juga pengurus DW Smanda, Dra. Karsinah menjelaskan beberapa kriteria penilaian lomba, diantaranya berbahan ikan atau telur, maksimal biaya adalah seratus ribu rupiah, tiap tim kelas diwakili 3 siswa, dan peserta harus menuliskan bahan, proses dan deskripsi hasilnya. “Ini sekaligus melatih siswa membuat laporan berdasarkan kegiatan nyata yang dilakukan. Aspek literasi jadi masuk juga selain melatih siswa untuk mandiri dalam memasak”, ujar guru mata pelajaran Sejarah ini.

Lomba menjadi lebih meriah karena juga dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Dikbud Mataram-Lomba Barat beserta beberapa pengurus Darma Wanita Malomba. Mereka hadir langsung untuk menyaksikan model penerapan program kerja DW Smanda dalam mengatasi stunting sekaligus ikut memberikan penilaian terhadap hasil masakan siswa Smanda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *