SMA Negeri 2 Mataram – Sabtu, 24 Februari 2024, tepat pukul 08.00 WITA, 38 siswa the Twin School Class (TSC) dan 5 guru pendamping SMAN 2 Mataram dilepas oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Lalu Iskandar, S.Pd., menuju lokasi Field Study Tahun 2024. Kegiatan Field Study adalah kegiatan lapangan di mana peserta program TSC mengaplikasikan hasil belajar mereka di luar kelas khususnya keterampilan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing termasuk observasi lingkungan belajar, interview dan interaksi dengan masyarakat sekitar, mengambil data, dan melaporkan hasil temuan mereka di lapangan.
Pada tahun 2024 ini, TSC bekerjasama dengan Kantor Bahasa Provinsi NTB mengunjungi sebuah desa wisata yang merupakan mitra Kantor Bahasa dalam pengembangan implementasi Bahasa Indonesia untuk Penutur Bahasa Asing, yaitu Desa Wisata Bilebante Kediri , Lombok Barat. Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan program TSC yaitu pertukaran jangka pendek (short-term program) di mana siswa sekolah kembar SMAN 2 Mataram, Christian College Geelong Victoria Australia, akan tinggal dan belajar budaya dan Bahasa Indonesia bersama siswa SMAN 2 Mataram/TSC. Kegiatan Field Study kali ini dirancang sebagai evaluasi awal kegiatan pembelajaran di kelas dan sebagai pra-aktivitas dan gladi/latihan sebelum siswa TSC menerima kunjungan saudara kembar mereka dari Australia.
Dalam kegiatan ini, peserta program dibagi menjadi 3 kelompok terdiri dari 12-13 orang. Setibanya di lokasi, peserta langsung mendapat welcome drink dan snacks berupa kopi/teh, jamu dan jajanan tardisional khas Lombok, kue serabi. Makanan, jami dan minuman ini adalah hasil produksi warga desa Bilebante. Setelah menikmati kudapan, peserta langsung melakukan kegiatan ice-breaking bersama pengelola desa Wisata Bilebante. Grup C yang diketua Muhammad Faiq, berhasil membawa Timnya Juara dalam kegiatan tersebut.
Setelah itu, peserta dibagi Kembali ke dalam 2 kegiatan; pertama, mengitari keindahan desa Bilebante dengan cidomo, sepeda dan ATV, dan kedua, wisata desa berjalan kaki melihat peternakan sapi, tanaman traditional yang digunakan untuk obat-obatan dan sayur-mayur serta melihat kebun herbal. Peserta yang berjalan kaki tiba lebih dahulu di Desa Pancingan yang memiliki area pemancingan, danau, panggung pertunjukkan, beberapa beruga dan pohon besar yang membuat suasan lebih alami.
Peserta kemudian melanjutkan kegiatan di kebun herbal. Di sini, peserta diperlihatkan beraneka ragam jenis tanaman yang dirawat dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Pesertapun antusias bertanya mengenai jenis dan khasiat tiap-tiap tanaman. Menutup kunjungan di kebun herbal, peserta diberikan tantangan menanam benih pohon yang telah disediakan pengelola di sekitar area kebun. Grup A, B dan C berlomba-lomba menanam benih pohon sebanyak-banyaknya.
Tepat pukul 10.30 WITA, seluruh peserta berkumpul di area beruga desa Pancingan. Kali ini mereka mendapat ilmu membuat wadah kue tradisional, cerorot. Ketiga grup ditantang membuat wadah dengan cepat, tepat dan rapih. 3 warga desa menemani setiap grup menyelesaikan tugas mereka. Setelah wadah selesai, mereka mendapat ilmu membuat kue cerorot. Peserta sangat antusias melihat dan mencoba langsung proses pembuatan kue cerorot.
Tak terasa waktu makan siangpun tiba. Peserta menikmati suasana hutan yang masih alami dan menikmati santap siang di area berkumpul. Sebagian peserta menunaikan ibadah sholat Dzuhur. Tepat pukul 13.30 Wita, peserta beramai-ramai menikmati cerorot hasil masakan mereka sambil menikmati hiburan lagu-lagu dari salah satu siswa TSC, Ni Made Meivi Karina N., yang memiliki suara yang sangat merdu.
Kegiatan di Bilebantepun diakhiri tepat pukul 14.00 WITA. Peserta berkumpul di aula desa dan melakukan sesi foto bersama. Ketua Program Twin School, Ihdzar Azizi, mengatakan kegiatan hari ini sangat bermanfaat dan bermakna bagi siswa TSC. Mereka bisa belajar dan langsung mempraktekkan penggunakaan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing kepada warga dan salah satu sukarelawan asal Prancis yang mengajar Bahasa Inggris di sana. Dia menambahkan, kegiatan serupa akan dilaksanakan pada bulan Maret 2024 dengan membawa saudara kembar dari CCG Australia. “Siswa TSC nanti akan menjadi pemandu bagi saudara-saudaranya dari Australia dan akan berbagi infromasi mengenai bahasa dan budaya, khususnya di Bilebante Lombok Barat.”
Rombongan pesertapun menikmati sisa waktu akhir pekan yang indah menuju kawasan Ekonomi Kreatif Kuta Mandalika. Disana siswa mendapaat kegiatan outbound yang dipimpin Bapak Herman. Kegiatan pun dilanjutkan dengan penyerahan hadiah bagi grup pemenang lomba dan tantangan selama kegiatan Field Study berlangsung. Grup A dinyatakan sebagai pemenang, sementara grup C dab B meraih juara 2 dan tiga. Selamat ya Farrel dan kawan-kawan!
Sebelum bertolak Kembali ke Mataram, peserta mampir untuk menunaikan sholat Azhar di Masjid Agung Nurul Bilad. Peserta dan guru pendampingpun tiba tepat pukul 18.00 WITA di SMA Negeri 2 Mataram. Di akhir kegiatan, peserta diinggatkan Kembali untuk membuat laporan kegiatan Field Study kali ini secara digital dalam bentuk digital wall-magazine dua Bahasa yang akan menceritakan seluruh keseruan kegiatan yang telah mereka lalui!
I am always thought about this, thanks for posting.