Jumat, 8 November 2024, SMAN 2 di Mataram melaksanakan Simulasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Pelaksanaan simulasi di bawah arahan Instruktur Nasional SPAB, Dany Kurniawan dari lembaga kemanusiaan Human Initiative, Jakarta. SPAB sendiri merupakan upaya pencegahan dan penanggulangan dampak bencana pada satuan pendidikan. Penyelenggara program SPAB diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 tahun 2019.
Sebelum pelaksanaan simulasi telah dilakukan beberapa persiapan. Ketua Tim Tanggap Bencana SMAN 2 Mataram, L. Iskandar, S.Pd. menjelaskan bahwa di SMAN 2 Mataram telah dibentuk Tim Tanggap Bencana yang melibatkan guru dan siswa. Tim inilah yang membantu menyiapkan simulasi serta menyiapkan berbagai bentuk respon jika bencana benar-benar terjadi. Saat persiapan simulasi, siswa juga diberikan informasi awal tentang pembagian tangga turun untuk siswa yang berada di kelas-kelas lantai dua serta titik kumpul yang harus menjadi arah berkumpul siswa saat simulasi maupun jika bencana benar-benar terjadi. Lebih lanjut, Wakasek Kesiswaan SMAN 2 Mataram ini menjelaskan tentang pelibatan organsasi kesiswaaan seperti OSIS, PMR, PKS, Pramuka, dan SJT dalam kegiatan simulasi.
Instruktur Nasional SPAB, Dany Kurniawan, pada pembekalan awal menyampaikan tentang mitigasi bencana. Mitigasi bencana sangat penting untuk mengantisipasi banyaknya korban. Dalam konteks respon terhadap kejadian bencana di sekolah, Dany Kurniawan memfokuskan simulasi kali ini pada bencana gempa. Hal umum yang harus menjadi perhatian jika terjadi gempa saat berada di sekolah adalah: (1) mengutamakan keselamatan diri sendiri dengan berlindung di bawah meja, (2) menjauh dari jendela kaca, (3) keluar kelas menuju titik kumpul yang sudah ditentukan, (4) warga sekolah yang berada di lantai atas harus tuun dari tangga-tangga yang sudah ditentukan agar tidak terjadi penumpukan di satu tangga tertentu. Dany juga menyiapkan guru dan pegawai sebagai sebuah tim simulasi tanggap bencana gempa yang meliputi Ketua Tim, Tim Keamanan, Tim Evakuasi, Tim Kesehatan, dan Tim Damkar.
Pelaksanaan simulasi ditandai dengan bunyi sirene pertama. Sirene ini sebagai informasi terjadinya gempa. Semua warga sekolah yang berada di ruangan segera menyelamatkan diri dengan berlindung di bawah meja dan menjauhi jendela kaca. Setelah situasi memungkinkan, ditandai dengan sirene kedua, mereka keluar dari ruangan dengan posisi tangan melindungi kepala menuju titik kumpul. Tim Keamanan segera menutup gerbang dan mematikan listrik, sementara Tim Evakuasi melakukan penyisiran untuk mencari kemungkinan adanya korban. Jika ada, korban dievakuasi ke Tim Kesehatan untuk mendapat perawatan. Tim Damkar juga menyisir lokasi untuk melihat ada atau tidaknya kebakaran.
Dengan posisi masih warga masih di titik kumpul, masing-masing tim melaporkan perkembangan kejadian sesuai dengan tugas-masing-masing kepada Ketua Tim. Setelah menerima laporan, Ketua Tim segera menyampaikan informasi terkini kepada penanggung jawab (Kepala Sekolah). Penaggung jawab kemudian menuju titik kumpul untuk menenangkan warga sekolah, memotivasi, dan menyampaikan langkah lanjutan yang harus menjadi perhatian bersama. Penyampaian kepala sekolah sebagai penaggung jawab ini mengakhiri simulasi.
Di akhir simulasi, Dany Kurniawan dan tim LAZ DASI NTB memberikan apresiasi atas kerjasama dan kekompakan warga SMAN 2 Mataram dalam melaksanakan simulasi. Sebaliknya, keluarga besar SMAN 2 Mataram menyampaikan terima kasih atas simulasi yang diberikan karena simulasi ini bermanfaat dalam menumbuhkan kesadaran tanggap bencana.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap penderitaaan korban bencana di berbagai tempat, sebelum kegiatan simulasi dilakukan penggalangan donasi dari warga SMAN 2 Mataram. Donasi Pengumpulan donasi sebagai bentuk kontribusi terhadap korban bencana di berbagai tempat.